Rabu, 14 Agustus 2013

D.I.D


Pagi itu, seperti pagi-pagi sebelumnya, Andi terbangun karena alarm -yang telah diatur untuk membuat keributan- melakukan tugasnya dengan sempurna tepat pukul 6.  Sambil meregang malas, dia mencoba mengadaptasikan pupil matanya dengan cahaya mentari tersamar yang menerangi kamar tidur.  Sambil memicingkan mata, dia melihat ke arah jam dinding… sepertinya jam itu melakukan kesepakatan diam-diam dengan jam tangan dan ponsel miliknya karena ketiganya menunjukkan waktu yang sama.  Dia tahu saat itu pasti pukul 6 pagi, tapi seperti sebuah ritual tak tertulis tiap pagi setelah bangun tidur, melihat ke arah jam adalah sebuah insting terencana namun spontan dilakukan.  Dengan malas dia bangkit dari tempat tidurnya dan menuju ke ruang tengah, menuju dispenser air mineral.  Jalannya terhuyung dan ia merasakan sensasi pusing di kepala.  Andi menenggak dua gelas ukuran sedang, setelahnya dia meringis menahan mual.  Percayalah, air mineral terasa sangat pahit di pagi hari.  Namun dengan alasan 'demi kesehatan', setiap kita menandatangani kontrak tak tertulis yang berbunyi : Sebagian besar hal yang ada di bumi yang berguna demi kesehatan dan kebaikan adalah hal-hal yang bisa membuat kita mual, lemas, atau bahkan mati kebosanan.