Pagi
itu, seperti pagi-pagi sebelumnya, Andi terbangun karena alarm -yang telah diatur
untuk membuat keributan- melakukan tugasnya dengan sempurna tepat pukul 6.
Sambil meregang malas, dia mencoba mengadaptasikan pupil matanya dengan cahaya
mentari tersamar yang menerangi kamar tidur. Sambil memicingkan mata, dia
melihat ke arah jam dinding… sepertinya jam itu melakukan kesepakatan diam-diam
dengan jam tangan dan ponsel miliknya karena ketiganya menunjukkan waktu yang
sama. Dia tahu saat itu pasti pukul 6 pagi, tapi seperti sebuah ritual tak
tertulis tiap pagi setelah bangun tidur, melihat ke arah jam adalah sebuah
insting terencana namun spontan dilakukan. Dengan malas dia bangkit dari tempat
tidurnya dan menuju ke ruang tengah, menuju dispenser air mineral. Jalannya terhuyung dan ia merasakan sensasi pusing di kepala. Andi menenggak dua gelas ukuran sedang, setelahnya dia meringis menahan mual. Percayalah, air
mineral terasa sangat pahit di pagi hari. Namun dengan alasan 'demi kesehatan', setiap kita
menandatangani kontrak tak tertulis yang berbunyi : Sebagian besar hal yang ada
di bumi yang berguna demi kesehatan dan kebaikan adalah hal-hal yang bisa
membuat kita mual, lemas, atau bahkan mati kebosanan.