Aku tersenyum sinis saat melihat si tikus gendut bicara dari balik mimbar,
"Kesejahteraan rakyat telah meningkat, investasi menjanjikan, bla...bla...bla...!"
Aku tersenyum kecut saat melihat si babi berdasi tiba-tiba menanggalkan setelan keglamorannya, menyatu dengan si fakir berendam lumpur, mengendus si bodoh jelata dan mengkoarkan partai busuknya.
Mulutku menganga saat melihat si tentara berbalut atribut doreng, menggenggam senjata, meneriakkan kalimat-kalimat religius di layar kaca.
Sebuah paradoks memuakkan dan ironis karena si doreng memunafikkan dirinya di ranah kafir, mengejar kemapanan semu, berharap simpati para idiot.
Ini negara kalian? Aku tertawa terbahak saat melihat para orang tua menceritakan dongeng satir pada generasinya tentang negara kalian.
Membusuklah!
Blog ini menghadirkan sebuah cerita atau kisah yang menawarkan sudut pandang berbeda dari kehidupan yang dianggap kontradiktif dan tidak wajar karena kehidupan adalah misteri seperti dua sisi mata uang yang saling melengkapi, meski terkadang dia juga berwujud pedang bermata dua.
Sabtu, 05 Juli 2014
Rabu, 14 Mei 2014
Aku, si Masa Depan
Aku adalah gambaran masa depan bangsa ini.
Aku adalah gambaran masa depan semesta.
Bahkan akulah masa depan itu sendiri.
Namaku bencana, namaku industri, namaku perang, sebagian menyebutku wabah penyakit.
Aku juga dikenal dengan invasi makhluk asing, tapi sebagian orang memanggilku Global Warming.
Kuucapkan 'Selamat Datang' untuk generasimu, aku akan menyambut mereka.
Aku adalah gambaran masa depan semesta.
Bahkan akulah masa depan itu sendiri.
Namaku bencana, namaku industri, namaku perang, sebagian menyebutku wabah penyakit.
Aku juga dikenal dengan invasi makhluk asing, tapi sebagian orang memanggilku Global Warming.
Kuucapkan 'Selamat Datang' untuk generasimu, aku akan menyambut mereka.
Minggu, 27 April 2014
Generasi Spesies Produk Brutalisme
Merebahkan hukum, mendengar ketukan palu yang terasa getir dan penuh ironi.
Seketika mulut penuh amarah dan makian bersahutan.
Para penjahat berkumpul; Senjata ditembakkan, suara beringasnya generasi baru manusia.
Wajah penuh amarah, tak ada ekspresi untuk masa depan, hanya revolusi kosong.
Ya, diperlukan orang-orang brutal seperti kalian untuk melahirkan spesies seperti saya.
Satu lagi generasi yang gagal.
Seketika mulut penuh amarah dan makian bersahutan.
Para penjahat berkumpul; Senjata ditembakkan, suara beringasnya generasi baru manusia.
Wajah penuh amarah, tak ada ekspresi untuk masa depan, hanya revolusi kosong.
Ya, diperlukan orang-orang brutal seperti kalian untuk melahirkan spesies seperti saya.
Satu lagi generasi yang gagal.
Jumat, 28 Februari 2014
Infeksi Teknologi
Aku tak pernah meminta untuk dilahirkan di dunia penuh amarah ini.
Demi prestasi, tak ada lagi nurani.
Demi reputasi, semua bisa dibeli.
Para maniak berjubah putih di laboratorium menggila, menginfeksi sesamanya.
Tak ada harapan untuk sembuh, pada akhirnya kita akan terbunuh oleh teknologi.
Kenapa harus selalu aku yang membereskan sisa-sisa kebiadaban kalian?
Tiap saat aku mencium aroma kesedihan dan kepedihan, hingga pada akhirnya aku harus bergumul dengan kesepian kalian.
Demi prestasi, tak ada lagi nurani.
Demi reputasi, semua bisa dibeli.
Para maniak berjubah putih di laboratorium menggila, menginfeksi sesamanya.
Tak ada harapan untuk sembuh, pada akhirnya kita akan terbunuh oleh teknologi.
Kenapa harus selalu aku yang membereskan sisa-sisa kebiadaban kalian?
Tiap saat aku mencium aroma kesedihan dan kepedihan, hingga pada akhirnya aku harus bergumul dengan kesepian kalian.
Rabu, 29 Januari 2014
Obituari Miller
Enam hari berlalu sejak tragedi mengerikan di jalanan komplek perumahan Villa Road, Miller tewas ditabrak lari oleh sebuah SUV mewah. Tragedi itu memilukan seluruh warga yang saling mengenal satu sama lain. Kecilnya komplek perumahan membuat warga disatukan oleh ikatan kekeluargaan dan kebersamaan yang kuat. Miller adalah sosok yang menginspirasi warga untuk selalu menjaga dan saling menolong sebagai sebuah keluarga besar, Miller adalah penjaga yang dihormati, dia adalah pimpinan kelompok. Tragedi itu jelas memukul mereka, Miller si penjaga telah tewas dengan kondisi yang mengerikan, dan yang lebih menyesakkan lagi, pelakunya kabur tanpa menerima konsekwensi dari ulahnya.
Lokasi:
Medan, Sumatera Utara, Indonesia
Langganan:
Postingan (Atom)