Kamis, 29 September 2016

Tak Tahu Diri

Kita menabur kebencian dan kita menutup mata tentang akibat yang ditimbulkannya. Tanpa sadar kita telah diperalat oleh media dan para pemimpin , serta bajingan yang mengaku diri sebagai patriot.

Media dan pemimpin tak lebih dari sekumpulan pembunuh, penipu dan pembohong licik. Lihatlah apa yang mereka lakukan atas nama kita, membuat korban berjatuhan dan mengadu domba rakyat tolol... Sekali lagi, mereka mengatakan semua keburukan itu dilakukan di atas kepentingan kita, atas nama kebaikan, dan bahkan mengusung ke-Tuhan-an.

Kita hanya duduk, tidur, dan tersenyum saat media menciptakan imej zona nyaman kita aman, padahal teror, pembodohan, dan pembunuhan terus berlanjut dan akan terus berlangsung selamanya. Media menjual kepalsuan, membangun opini publik, dan membungkam kebenaran sejati.

kita mengambil secuil api neraka dan memercikkannya di muka bumi. Kini rasakan akibatnya. Tuhan telah mengutuk kita karena membuat neraka di bumi.

Korban telah berjatuhan dan jumlahnya terus meningkat. Keluarga dan kerabat akan menuntut balas akan derita, intimidasi, dan diskriminasi yang mereka rasakan hingga bertahun-tahun. Akan tiba saatnya kebencian yang kita tabur akan kembali pada kita di malam hari. Berani-beraninya kalian berdoa saat kalian menciptakan neraka kalian sendiri?!

Tuhanmu telah mengabaikanmu. 

Demokrasi Mati

Berjuang atas nama agama; Pasukan pembebasan haus darah. Indoktrinasi dengan senjata, menghasut demi tujuan "mulia".

Hidup dengan kebohongan di lain hari. Wajah kemunafikan memperkosa demokrasi. Kiamat tinggal menghitung hari.

Kita terjebak di lubang neraka dunia, hingga kita menggali kubur kita sendiri. Mendewakan manusia atas nama agama, dan merekalah yang kita perjuangkan hingga mati.

Sekarang kau punya alasan untuk mati.

Munafik Memang!

Konon diceritakan, dahulu prajurit sejati menghunus pedang dan menyembelih lawan mereka yang pemberani. Bertempur gagah berani bersimbah darah. Kini, aku saksikan prajurit bersembunyi dari balik mesin-mesin perang mereka.

Teknologi menciutkan kemaluan mereka, meledakkan kepala wanita dan anak-anak. Meruntuhkan bangunan tempat orang tua dan para sekarat beristirahat.

Wanita jalang, kaum religius, pejuang, hingga si awam pun terlaknat oleh racun biologis dan kimia. Garis depan kini hanya sejarah dan legenda.

Bom-bom dijatuhkan oleh para penikmat pelacur. Menyebut nama Tuhan lalu bertindak brutal... Munafik memang! Deru mesin-mesin perang menghantui jalanan, lautan, dan angkasa. Tak ada tempat untuk sembunyi, malaikat kematian hanya sejengkal jarak. Letusan senjata dan desingan peluru menteror manusia, timah-timah panas menghujam dada, serpihan baja menghujam raga.

Si kecil terbungkus kain kafan, mayat wanita terlentang telanjang.

Monyet-monyet berdasi duduk bersama, mengklaim diri juru selamat. Kalimat-kalimat busuk terucap, mengambil simpati umat bodoh. Merekalah penjagal nan laknat, para agen kiamat... Munafik memang!

Lelaki-lelaki kecil mengangkat senjata, tangan-tangan para perempuan cilik bersimbah darah. Berharap bertemu keluarga atau malah meregang nyawa.

Di mana kita? Menikmati indah dunia di maya atau media massa. Menangis dan teriris sementara, namun esok hari kembali menikmati surga dunia... Munafik memang!