Rabu, 29 Januari 2014

Obituari Miller

Enam hari berlalu sejak tragedi mengerikan di jalanan komplek perumahan Villa Road,  Miller tewas ditabrak lari oleh sebuah SUV mewah.  Tragedi itu memilukan seluruh warga yang saling mengenal satu sama lain.  Kecilnya komplek perumahan membuat warga disatukan oleh ikatan kekeluargaan dan kebersamaan yang kuat.  Miller adalah sosok yang menginspirasi warga untuk selalu menjaga dan saling menolong sebagai sebuah keluarga besar, Miller adalah penjaga yang dihormati, dia adalah pimpinan kelompok.  Tragedi itu jelas memukul mereka, Miller si penjaga telah tewas dengan kondisi yang mengerikan, dan yang lebih menyesakkan lagi, pelakunya kabur tanpa menerima konsekwensi dari ulahnya.

Kematian Miller memaksa kelompoknya harus segera menemukan pemimpin baru.  Itulah alasan mereka berkumpul sore ini di taman komplek, seperti halnya warga-warga lain yang menghabiskan waktu sore disana.  Mayoritas adalah para wanita dengan mengajak anak-anak mereka bermain, atau orang tua yang ingin sekedar menikmati sejuk dan tenangnya suasana taman.

"Kematian Miller sangat menyesakkan, dia adalah pemimpin yang bukan hanya tegas dan berwibawa, namun juga rendah hati.  Tapi bagaimanapun, kelompok kita tetap harus memiliki pemimpin,"  ujar Maki, dia adalah sosok yang paling ditakuti kelompoknya di Villa Road.  "Tentu saja kita semua tahu, akulah yang paling pantas menggantikan Miller sebagai pemimpin.  Aku bisa menjaga kalian semua."

"Sepertinya engkau satu-satunya yang memiliki ambisi semenjak kematian Miller,"  sindir Jack.

"Dan apa maksud perkataanmu itu?"  Maki membalas dengan nada kesal.  "Apa kau punya kandidat yang lebih kuat dariku?  Karena kulihat, engkaupun tak mampu lagi berlari mengejar bola saat bermain dengan keluargamu."

"Sudahlah, kawan-kawan, tujuan kita berkumpul hari ini untuk mencari pemimpin kelompok yang baru, bukannya malah berkelahi,"  Kayla menimpali.  Ia adalah sosok yang paling cerdas dari semua anggota kelompok, ia juga seorang ibu muda yang berjuang menghidupi anak-anaknya, semenjak kematian ayah dari anak-anak itu, Miller.  Kayla mungkin adalah sosok yang paling kehilangan Miller, tapi naluri dan instingnya mengajarkan dia untuk tetap tegar.  Sekitar setahun lalu Kayla yang sedang kasmaran menghabiskan hari-harinya bersama Miller, sepertinya mereka benar-benar dimabuk kepayang hingga keduanya tak mampu lagi menahan hasrat yang telah lama terpendam atas nama cinta.

Selain ketiga sosok itu, hadir pula anggota kelompok yang lain :  si cantik Cecil, si kecil Randy -yang selalu menjadi korban bully Maki, serta Billy 'Si Patuh'.

"Bagaimanapun, semenjak kematian Miller, aku rasa Maki-lah yang paling memungkinkan menggantikannya sebagai pemimpin kita,"  sahut Cecil.  Ia berkata demikian lebih dikarenakan rasa cemburu, Cecil telah lama menjatuhkan hatinya pada Miller, namun Sang Pemimpin malah memilih Kayla.

"Kurasa itu jawaban paling bijak sejauh ini,"  ujar Maki bangga sambil tersenyum lebar.  Ia berjalan ke arah Randy yang mulai nampak ketakutan.  "Lalu bagaimana denganmu, Cebol?"  Tanyanya sambil memiting leher Randy, "Menurutmu apa aku layak menggantikan Miller?"

"Pastinya, Bos.  Ouch...!!"  Randy meringis menahan sakit.  Seandainya Miller masih ada untuk membelanya seperti selama ini.

"Hukum alam mengatakan, siapapun yang terkuat diantara kelompoknya, dialah yang akan menjadi pemimpin, kita semua tahu itu,"  Maki menyombongkan dirinya dengan nada lantang.  "Bagaimana denganmu, Jack?  Apa kau ingin membuktikannya?"

Kali ini Jack hanya tertunduk, dia pasrah jika akhirnya Maki harus memimpin kelompok ini.  Ia hanya berpikir, bagaimana mungkin sosok yang kasar seperti Maki bisa diangkat sebagai pemimpin?  Tapi seperti ia dan semua anggota kelompok lain, mau tak mau mereka harus menerima takdir bahwa hukum rimba juga berlaku diantara mereka.  Ia menyadari hanya Miller yang bisa mengalahkan Maki dalam sebuah pertarungan, kini tak ada lagi yang bisa menghentikan si gila itu untuk berkuasa.

Jack melirik ke arah Billy, sepertinya kawannya itu juga tak mampu berbuat apa-apa lagi.  Billy akan tetap menjadi si patuh, tak peduli siapapun pemimpinnya.  Tapi kali ini ia akan patuh karena merasa takut dengan sosok Maki, bukannya karena hormat dan segan seperti halnya dengan Miller.

Saat sedang sibuk berdiskusi, Tuan Corey -seorang warga Villa Road- melintas di dekat mereka.  Kebetulan pria separuh baya itu sedang dalam perjalanan pulang dari kantor menuju ke rumahnya.  Setiap hari ia melewati taman ini.  Dengan senyum melebar, ia menyapa Randy, "Hai, Randy, malam ini kau akan makan enak, aku membawakan makanan kesukaanmu, beef lasagna.  Akan aku letakkan di piringmu di bawah pintu."

Si kecil Randy begitu kegirangan mendengarnya, "Wow, terima kasih, Ayah!"

Tuan Corey hanya tersenyum sambil melambaikan tangannya dan berlalu.

Tak lama kemudian, muncul keluarga Erry.  Mereka bermaksud mengajak Kayla mengunjungi makam Miller.  Tuan Erry adalah seorang pimpinan di sebuah perusahaan properti, istrinya -Nyonya Erry- menjalankan bisnis butik, mereka memiliki dua orang anak yang masih kecil;  Patrik, anak laki-laki berusia 5 tahun, dan Sienna, putri berusia 3 tahun.  Patrik dan Sienna menangis setiap hari semenjak kematian Miller, sosok yang telah menjaga mereka dari semenjak dua tahun lalu.  Miller dan Kayla telah mereka anggap sebagai bagian dari keluarga.

"Kayla, naiklah ke mobil, kita akan mengunjungi makam Miller, Sienna ingin meletakkan bunga di makamnya,"  Nyonya Erry berkata pada Kayla.

"Baiklah", Kayla bergegas naik ke bagian belakang mobil berjenis SUV milik keluarga Erry.

Tak sampai 10 menit, mereka telah tiba di areal pemakaman Miller yang juga komplek pemakaman di Villa Road.  Tak banyak batu nisan disana, bahkan jumlahnya masih bisa dihitung dengan jari.  Kayla memperhatikan nama-nama yang tertulis di batu nisan, ia mengenal sebagian dari mereka.  Tanah makam Miller belum juga kering, di atasnya berdiri sebuah batu nisan bertuliskan namanya.

Sesampainya disana, Patrik dan Sienna menangis tersedu-sedu, Tuan Erry memegang pundak putrinya seraya mengatakan, "Lakukan, Sayang, kita akan selalu mengingatnya sebagai bagian dari keluarga kita."

Gadis kecil itu meletakkan karangan bunga di atas makam Miller.  Kayla turut bersedih, namun tak seperti keluarga Erry, ia tak mampu menitikkan air matanya.  Kesedihan Kayla adalah kesedihan yang berbeda.  Namun Nyonya Erry menyadarinya, seakan ia mengerti apa yang dirasakan oleh Kayla.

"Tidak apa-apa, Sayang.  Kami akan membantumu mengurus anak-anakmu, mereka aman bersama kami, seperti halnya kau dengan Miller.", Nyonya Erry berkata pada Kayla.

Kayla mengerti semua empati dan kasih sayang yang selama ini diberikan oleh keluarga Erry, semenjak ia diadopsi dari tempat penampungan dua tahun lalu.  Saat itu keluarga Erry berharap Kayla bisa menjadi pendamping bagi Miller yang telah lama menjadi bagian dari keluarga mereka.  Keinginan keluarga itu pun terkabulkan.  "Terima kasih, Nyonya," balasnya.  Namun, bagi Nyonya Erry, ucapannya hanya terdengar tak lebih dari sebuah gonggongan biasa, meskipun ia memahami sepenuhnya apa yang coba diucapkan oleh Kayla.  Nyonya Erry mengelus kepala dan leher Kayla.

Mereka meninggalkan komplek pemakaman itu.  Kayla melihat ke belakang dan membaca sekali lagi tulisan di batu nisan Miller : Disini terbaring Miller, anjing setia yang telah menjadi bagian dari keluarga Erry.  Kayla tenang sekarang, seperti halnya Miller, ia dan anak-anaknya berada di tempat yang tepat, menjadi bagian dari keluarga Erry -majikan mereka.

Saat mobil yang dikendarai Tuan Erry melaju, Kayla membayangkan suatu hari ia dan kelompok-kelompoknya akan terbaring kaku di komplek pemakaman itu, bersama dengan hewan-hewan lain di Villa Road yang mendahului mereka.  Sekali lagi ia menoleh ke belakang dan membaca tulisan di pintu gerbang makam : Komplek Pemakaman Hewan Villa Road.

-TAMAT-

4 komentar:

  1. asem, miller ternyata anjeeeeeeng
    aku terbawa oleh nuansa klausa dan pemilihan diksi yang ciamik
    sial bang cen ya, sekali lagi ente berhasil menipu terawangan alur ceritaku

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan cuma Miller; Kayla, Maki, Jack, Randy, Cecil, dan Billy juga.
      Yang manusia itu : Tn. Corey, dan semua anggota keluarga Erry (Tn. Erry, Ny. Erry, Patrik, & Sienna). Keberadaan manusia ini cuma figuran untuk 'menipu' pembaca.

      Padahal udah aku kasih beberapa petunjuk kalo ada kejanggalan, diantaranya :

      1. (Para anggota kelompok) : Itulah alasan mereka berkumpul sore ini di taman komplek, seperti halnya warga-warga lain yang menghabiskan waktu sore disana. Mayoritas adalah para wanita dengan mengajak anak-anak mereka bermain, atau orang tua yang ingin sekedar menikmati sejuk dan tenangnya suasana taman. <--
      Kalo kematian Miller adalah sebuah tragedi, kenapa hanya 6 sosok yang begitu heboh menemukan pemimpin baru, sedangkan mayoritas warga malah cuek dengan kematian sesosok pemimpin dan malah sibuk mencari hiburan di taman?!;

      2. (Kayla) : ia juga seorang ibu muda yang berjuang menghidupi ANAK-ANAKNYA, semenjak kematian ayah dari anak-anak itu, Miller. Kayla mungkin adalah sosok yang paling kehilangan Miller, tapi naluri dan instingnya mengajarkan dia untuk tetap tegar. SEKITAR SETAHUN LALU Kayla yang sedang kasmaran menghabiskan hari-harinya bersama Miller, sepertinya mereka benar-benar dimabuk kepayang hingga keduanya tak mampu lagi menahan hasrat yang telah lama terpendam atas nama cinta. <---
      Mungkinkah manusia mempunyai anak lebih dari 1 dalam waktu setahun? Bisa jadi kalo dia melahirkan anak kembar atau adopsi;

      3. (Jack) : Ia menyadari hanya Miller yang bisa mengalahkan Maki dalam sebuah pertarungan, kini tak ada lagi yang bisa menghentikan si gila itu untuk berkuasa. <---
      Seperti hewan lain, perebutan kekuasaan hanya bisa ditentukan melalui pertarungan;

      4. (Tn. Corey) : "Hai, Randy, malam ini kau akan makan enak, aku membawakan makanan kesukaanmu, beef lasagna. Akan aku letakkan di piringmu di bawah pintu." <--
      Manusia macam apa yang memberi makan manusia lain dengan meletakkan makanannya di piring di bawah pintu? Apalagi jenis makanannya bukan sembarangan : beef lasagna;

      5. (Ny. Erry pada Kayla) : "Tidak apa-apa, Sayang. Kami akan membantumu mengurus anak-anakmu, mereka aman bersama kami, seperti halnya kau dengan Miller." <--
      Membantu mengurus anak-anakmu? Kalo seumuran, kenapa harus manggil 'Sayang' dengan wanita dewasa sebaya?;

      666. Kayla mengerti semua empati dan kasih sayang yang selama ini diberikan oleh keluarga Erry, semenjak ia diadopsi dari tempat penampungan dua tahun lalu. <--
      Bagaimana mungkin Kayla diadopsi dari tempat penampungan dua tahun lalu, sedangkan setahun kemudian dia telah dihamili oleh Miller? Lihat juga petunjuk nomor 4, bagaimana mungkin keluarga Erry mengadopsi wanita seumuran Ny. Erry?

      Hapus
  2. Balasan
    1. Salam kenal juga.
      Makasih udah berkunjung ke blog saya.

      Hapus