Kamis, 29 September 2016

Munafik Memang!

Konon diceritakan, dahulu prajurit sejati menghunus pedang dan menyembelih lawan mereka yang pemberani. Bertempur gagah berani bersimbah darah. Kini, aku saksikan prajurit bersembunyi dari balik mesin-mesin perang mereka.

Teknologi menciutkan kemaluan mereka, meledakkan kepala wanita dan anak-anak. Meruntuhkan bangunan tempat orang tua dan para sekarat beristirahat.

Wanita jalang, kaum religius, pejuang, hingga si awam pun terlaknat oleh racun biologis dan kimia. Garis depan kini hanya sejarah dan legenda.

Bom-bom dijatuhkan oleh para penikmat pelacur. Menyebut nama Tuhan lalu bertindak brutal... Munafik memang! Deru mesin-mesin perang menghantui jalanan, lautan, dan angkasa. Tak ada tempat untuk sembunyi, malaikat kematian hanya sejengkal jarak. Letusan senjata dan desingan peluru menteror manusia, timah-timah panas menghujam dada, serpihan baja menghujam raga.

Si kecil terbungkus kain kafan, mayat wanita terlentang telanjang.

Monyet-monyet berdasi duduk bersama, mengklaim diri juru selamat. Kalimat-kalimat busuk terucap, mengambil simpati umat bodoh. Merekalah penjagal nan laknat, para agen kiamat... Munafik memang!

Lelaki-lelaki kecil mengangkat senjata, tangan-tangan para perempuan cilik bersimbah darah. Berharap bertemu keluarga atau malah meregang nyawa.

Di mana kita? Menikmati indah dunia di maya atau media massa. Menangis dan teriris sementara, namun esok hari kembali menikmati surga dunia... Munafik memang!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar